Kalau yang suka nonton film Top Gun atau Iron Eagle dengan kecanggihan pesawat tempur punya negerinya Barack Obama Amerika Serikat ini, pasti tahu dengan pesawat siluman. Pesawat siluman (stealth aircraft) sebenarnya dibuat pertamakali oleh ilmuwan Rusia bernama Dr. Pyotr Ufimtsev di tahun 1966 dengan teorinya method of edge waves in the physical theory diffraction (Metode Gelombang Tepian dalam Teori Fisik Difraksi). Namun hasil temuan ini nggak mendapat sambutan positif dari pemerintah Rusia dengan alasan banyak isinya yang tidak bisa dicerna oleh akal sehat.Di tahun 1976, salinan temuan ilmuwan Rusia ini akhirnya bocor dan direbut oleh Amerika Serikat, yang kemudian dijabarkan, dan dianalisis oleh para ahli di Angkatan Udara negara Adikuasa tersebut. Alhasilnya, negara ini mampu membuat pesawat tempur paling canggih di abad 21 ini.
Lalu cara kerja pesawat siluman ini seperti apa sich, sampai tidak bisa kelihatan dan susah dideteksi oleh radar. Jadi begini pesawat stealth aircraft sengaja dirancang untuk menyerap dan membelokkan radar menggunakan teknologi siluman, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi. Tujuan umumnya supaya melancarkan serangan selagi masih berada di luar pendeteksian musuh.Kemampuan dalam menghindari pendeteksian ini diantaranya bisa menghindari pendeteksian secara visual, audio, sensor panas, maupun gelombang radio (radar). Secara visual, pesawat lebih sulit untuk terlihat bila mempunyai warna yang sama dengan warna latar belakangnya (kamuflase). Secara audio, tentunya berusaha untuk membuat pesawat semakin tenang. Secara sensor panas, pesawat biasanya dideteksi dari panas yang timbul dari badannya atau dari temperatur udara di sekelilingnya.
Bagian paling panas dari pesawat biasanya adalah saluran buangan udara mesin atau exhaust dan leading edge (bagian pesawat yang pertama membelah udara). Panas dari exhaust bisa dikurangi dengan cara mencampur semburan mesin dengan udara dingin dari luar badan pesawat sebelum dihembuskan keluar pesawat dan memperpanjang pipa exhaust. Bagian exhaust ini biasanya dikejar oleh rudal anti-pesawat dengan sensor inframerah. Akan tetapi rudal pencari panas modern kini juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengejar panas yang dihasilkan akibat pergesekan permukaan badan pesawat dengan udara.
Pada prinsipnya, supaya pesawat tidak terdeteksi dengan cara memperkecil Radar Cross Section (RCS) yang tampak pada radar. Oleh karena itu desain pesawat dibuat sedemikian rupa sehingga permukaan-permukaan pesawat sekecil mungkin memantulkan energi yang dipancarkan radar untuk ditangkap kembali oleh antena radar. Kalau bisa bentuk pesawat sama sekali tidak memantulkan energi radar. Jika dipantulkan, diusahakan agar pantulan energi radar tersebut diarahkan ke arah lain sehingga jika ada yang tertangkap kembali, paling tidak hanya sebagian kecil saja.
Melihat kenyataan demikian, kemudian orang membuat sayap sayung kebelakang, memang memperkecil pantulan namun tidak memuaskan karena RCS makin besar, maka dibuatlah delta yang membuat sebagian besar pancaran radar yang mengenai sayap itu, sebagian besar dibuang ke arah lain. Kemudian dibuat sayap dengan bentuk sabit seperti yang dimiliki pesawat-pesawat generasi berikutnya. Dengan membuat lengkungan pada bagian sayap, leading edge, maka pantulan ke arah lain semakin sempurna. Makannya kalau dilihat bentuknya aneh seperti ikan pari, alasannya disamping cepat rambat pancaran radar diperlambat juga memberikan efek pantulan ke segala arah.
Saat ini Aeronautical Systems Center, Wright-Patterson Air Force Base, pabrik pembuatan pesawat tempur milik Amerika Serikat mengembangkan F-22 Raptor yang merupakan pengganti untuk F-15 Eagle. Pesawat ini menggabungkan desain dengan supersonik, sangat mudah digerakkan, punya dual-mesin, memiliki kemampuan melekat antara udara ke tanah. F-22 dari avionics terpadu memberikan kemampuan melihat dan menembak yang diperkirakan tetap mendominasi angkatan udara di dunia selama 40 tahun.
No comments:
Post a Comment